Renaissance dan Humanisme Awal Perkembangan Filsafat Modern
Oleh:
Endah Oktavia
140603220
Dosen Pembimbing:
Drs. H. Miskhahuddin M.Si
JURUSAN PERBANKAN SYARIAH
FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS ISLAM
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI AR-RANIRY
BANDA ACEH
KATA PENGANTAR
Penulis panjatkan puji dan syukur
kehadirat Allah S.W.T atas segala rahmat dan karunia-Nya sehingga Penulis dapat
menyelesaikan makalah untuk tugas mata kuliah Filsafat Umum yang berjudul “Renaissance
dan Humanisme awal perkembangan filsafat modern” tepat pada waktunya.
Penulis mengucapkan terima kasih kepada segenap pihak yang telah membantu
memotivasi dan memberi masukan-masukan yang bermanfaat sehingga Penulis dapat
membuat makalah ini dengan baik. Khususnya, Penulis ucapkan terima kasih kepada
Bapak Miskhahuddin selaku dosen mata kuliah Filsafat Umum yang telah memberi
tugas makalah ini.
Penulis menyadari bahwa makalah ini masih
jauh dari sempurna, untuk itu Penulis mengharapkan kritik dan saran yang
bersifat membangun demi kesempurnaan makalah ini. Semoga makalah ini bermanfaat
untuk pembaca khususnya serta rekan-rekan mahasiswa pada umumnya.
Banda
Aceh, 12 Juni 2015
Penulis
DAFTAR ISI
Kata Pengantar i
Daftar Isi ii
Bab I Pendahuluan 1
A. Latar Belakang 1
B. Rumusan Masalah 2
C. Tujuan 2
Bab II Pembahasan 3
A. Awal
Perkembangan Filsafat Modern 3
B.
Kemunculan Humanisme dan Renaissance 4
1. Humanisme 4
2. Renaissance 5
C. Latar Belakang Lahirnya Humanisme dan Renaissance 6
Bab III Penutup 8
Kesimpulan 8
Daftar Pustaka 9
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Orang yang yang mula-mula sekali menggunakan akal secara serius
adalah orang Yunani yang bernama Thales (kira-kira tahun 624-456 SM). Orang
inilah yang digelari Bapak Filsafat. Gelar itu diberikan kepadanya karena ia
mengajukan pertanyaan yang aneh, yaitu “apakah sebenarnya bahan alam semesta
ini?” ia sendiri menjawab: “air.” Setelah itu silih bergantilah filosuf
sezamannya dan sesudahnya mengajukan jawabannya.
Kemudian muncul orang Yunani yaitu Socrates kira-kira tahun 470-399
SM, orang yang taat beragama, ia berpendapat bahwa yang benar secara obyektif
itu ada, itu dapat dipegang. Kebenaran relative memang ada juga. Ia berusaha
mengajak pemuda-pemuda Athena untuk mempercayai adanya kebenaran obyektif, yang
dapat dipegang, kemudian mengajak pemuda-pemuda itu untuk kembali meyakini
agama mereka. Penemuan yang terpenting Socrates adalah definisi atau pengertian
umum. Ia berhasil menginsafkan pemuda athena ketika itu bahwa ada kebenaran
yang umum dan dapat dipegang, dan agamapun mesti dianut kembali. Akan tetapi
hasil ini harus ditebusnya dengan hukuman mati untuk dirinya dengan minum
racun, melaksanakan keputusan pen gadilan Athena. Usahanya ini diteruskan oleh
Plato.
Setelah peristiwa itu, pemikiran manusia memasuki suatu priode yang
panjang sekali, kira-kira 1500 tahun. Periode inilah yang disebut abad
pertengahan. Pada dasarnya filsafat pada periode ini dipengaruhi oleh Kristen.
Selama periode yang panjang ini, filsafat boleh dikatakan tidak banyak
menghasilkan penemuan. Pemikiran seperti direm. Yang mengeremnya adalah
orang-orang Kristen atas nama agama Kristen. Akal dikekang dan dikungkung
secara keterlaluan oleh agama Kristen. Periode ini sering disebut periode skolastik,
filsafatnya disebit fiolsafat skolastisisme.
B. Rumusan Masalah
Adapun dalam tugas ini akan dibahas beberapa masalah, diantaranya:
1.
Bagaimana awal perkembangan
filsafat modern?
2.
Apa pengertian Humanisme dan
Renaissance?
3.
Apa latar belakang
lahirnya Humanisme dan Renaissance?
4.
Siapa tokoh-tokoh gerakan tersebut?
C. Tujuan
Manfaat dari penulisan makalah ini yaitu
sebagai sarana untuk menambah ilmu pengetahuan yang telah kita miliki terutama
tentang ilmu filsafat mengenai renaissance dan humanisme awal perkembangan
filsafat modern.
BAB II
PEMBAHASAN
A.
Awal Perkembangan Filsafat Modern
Berbicara tentang kelahiran dan perkembangan filsafat pada awal kelahirannya
tidak dapat dipisahkan dengan perkembangan (ilmu) pengetahuan yang munculnya
pada masa peradaban kuno (masa Yunani) pada tahun 2000 sebelum masehi Babylon
yang hidup di lembah sungai Nil (Mesir) dan sungai Efrat, telah mengenal alat
pengukur berat, table bilangan berpangkat, table perkalian dengan menggunakan
sepuluh jari. Piramida yang merupakan salah satu keajaiban dunia itu, yang
ternyata pembuatannya menggunakan geometri dan matematika, menunjukkan cara
berpikirnya yang sudah tinggi. Selain itu merekapun sudah dapat mengadakan
pengamatan benda-benda langit,baik bintang,bulan,matahari,sehingga dapat
meramalkan gerhana bulan maupun gerhana matahari. Ternyata ilmu yang mereka
pakai dewasa ini disebut astronomi. Di India dan Cina pada waktu itu telah
ditemukan cara pembuatan kertas dan kompas (sebagai petunjuk arah).
Batas jelas mengenai kapan dimulainya penghabisan abad pertengahan sulit
ditentukan. Yang dapat ditentukan ialah bahwa abad pertengahan itu telah
selesai tatkala datangnya zaman Renaisssance yang meliputi kurun waktu abad
ke-15 dan ke-16 (bertens: 44). Abad pertengahan adalah abad ketika alam pikiran
dikungkung oleh gereja. Dalam keadaan seperti itu kebebasan pemikiran amat
sangat terbatas, perkembangan sains sulit terjadi, juga perkembangan filsafat,
bahkan dikatakan manusia tidak mampu menemukan dirinya sendiri. Oleh karena
itu, orang mulai mencari alternative. Di dalam perenungan mencari alternative
itu orang teringat pada suatu zaman ketika peradaban begitu bebas, pemikiran
tidak dikungkung, sains maju, yaitu zaman dan peradaban Yunani kuno. Usaha ini
sebenarnya telah dimulai didalam karya orang-orang Italia di dalam
kesusastraan, misalnya pada Petrarce (1304-1374) dan Boccaccio (1313-1375).
B.
Kemunculan Humanisme dan
Renaissance
1.
Humanisme
Lalande, menyebutkan pengertian humanisme sebagai pandangan yang
menyoroti manusia menurut aspek-aspek yang lebih tinggi (seni, ilmu
pengetahuan, moral, dan agama) yang bertentangan dengan aspek-aspek yang lebih
rendah dari manusia.
Humanisme
menurut Ali Syaryati (1992:39), berkaitan dengan eksistensi manusia, bagian
dari aliran filsafat yang menyatakan bahwa tujuan pokok dari segala sesuatu
adalah kesempurnaan manusia. Aliran ini memandang bahwa manusia adalah makhluk
mulia yang semua kebutuhan pokok diperuntukkan untuk memperbaiki spesiesnya.
Secara umum, humanisme berarti martabat (dignity) dan nilai (value)
dari setiap manusia, dan semua upaya untuk meningkatkan kemampuan-kemampuan alamiahnya
secara penuh. Kemuliaan manusia sendiri terletak dalam kebebasannya untuk
menentukan pilihan sendiri dan dalam posisinya sebagai penguasa atas alam.
Gagasan ini mendorong munculnya sikap pemujaan tindakan terbatas pada kecerdasan
dan kemampuan individu dalam segala hal Saat ini, konsep humanism tidak lagi
dihubungkan dengan orang-orang Eropa, yakni dengan kebudayaan Romawi dan Yunani
Kuno. Humanisme berkembang menjadi gerakan lintas budaya dan universal, dalam
artiberbagai sikap dan kualitas etis dari lembaga-lembaga politik yang
bertujuan membentengi martabat manusia.
Mengingat
semua agama menyatakan bahwa atas dakwahnya memberi petunjuk kepada manusia
menuju kebahagiaan abadi, tidak bisa tidak, ia memilh filsafat tersendiri
tentang manusia. Serba musthil berbicara tentang kebahagiaan manusia, sepanjang
belum dijelaskan terlebih dahulu makna yang definitif tentang manusia.Dengan
demikian, semua agama dimulai dengan filsafat pembentukan dan perekayasaan
manusia. Berdasarkan hal itu, sejalan dengan pandangan berbagai aliran
pemikiran tentang manusia yang berkembang dewasa ini, yang menganggap manusia
sebagai jati diri atau sejenis itu, dan itu diklaim sesuai dengan pandangan
aliran masing-masing.
Pemikiran
filsafat dapat diupayakan lebih bersifat praktis, karena semakin pesatnya orang
mngunakan metode induksi/eksperimental dalam berbagai penelitian ilmiyah,
akibatnya perkembangan pemikiran filsafat mulai tertinggal oleh perkembangan
ilmu-ilmu alam kodrat (natural sciences). Rene Descartes (1596-1650) sebagai
bapak filsafat modern yang berhasil melahrkan sebuah konsep dari perpaduan
antara metode ilmu alam denganilmu filsafat.
Upaya ini
dimaksudkan agar kebenaran dan kenyataan filsafat juga sebagai jelas dan
terang. Pada abad ke-18, perkembangan pemikiran filsafat mengarah kepada
filsafat ilmu pengetahuan, dimana pemikiran filsafat diisi dengan upaya
manusia, bagaimana cara sarana apa yang dipakai untuk mencari kebenaran dan
kenyataan.
Sebagai
tokohnya George Berkeley (1685-1753), David Hume (1711-1776), J.Rousseaun
(1722-1778). Dijerman muncul Cristian Wolft (1679-1754) dan Immanuel Kant
(1724-1804), yang mengupayakan agar filsafat menjadi ilmu pengetahuan yang
pasti dan berguna, yaitu dengan cara membentuk pengertian-pengertian yang
jelas, bukti yang kuat. Pada abad ke-19, perkembangan pemikiran filsafat
terpecah belah. Pemkiran filsafat pada saat itu telah mampu membentuk suatu
kepribadian tiap-tiap bangsa dan pengertian dan caranya sendiri.Ada filsafat
Amerika, Prancis, Inggris, Jerman, Tokoh-tokohnya adalah Hegel (1770-18311),
Karl Marx (1818-1883), Augst Comte (1798-1857), JS.Mill (1806-1873), Jhon Dewey
(1858-1952).
2.
Renaissance
Renaissance secara etimologi berasal dari bahasa Perancis yaitu renaissance
yang merupakan terjemahan dari kata Italia rinascimento, maksudnya kelahiran
kembali. Secara bebas kata Renaissance dapat diartikan sebagai masa peralihan
antara abad pertengahan ke abad modern yang ditandai dengan lahirnya berbagai
kreasi baru yang dilhami oleh kebudayaan Eropa klasik (Yunani dan Rumawi) yang
lebih bersifat dunia.
Pada zaman
Renaissance ada banyak penemuan di bidang ilmu pengetahuan. Di antara tokoh-tokohnya
adalah:
1)
Nicolaus Copernicus (1473-1543)
Ia dilahirkan
di Torun, Polandia dan belajar di Universitas Cracow. Walaupun ia tidak
mengambil studi astronomi, namun ia mempunyai koleksi buku-buku astronomi
dan matematika. Ia sering disebut sebagai Founder of Astronomy.
Ia
mengembangkan teori bahwa matahari adalah pusat jagad raya dan Bumi mempunyai
dua macam gerak, yaitu: perputaran sehari-hari pada porosnya dan perputaran
tahunan mengitari matahari. Teori itu disebutHeliocentric menggeser
teori Ptolemaic. Ini adalah perkembangan besar, tetapi yang lebih
penting adalah metode yang dipakai Copernicus, yaitu metode mencakup penelitian
terhadap benda-benda langit dan kalkulasi matematik dari pergerakan benda-benda
tersebut.
2)
Galileo Galilei (1564-1642)
Galileo
Galilei adalah salah seorang penemu terbesar dibidang ilmu pengetahuan. Ia
Menemukan bahwa sebuah peluru yang ditembakkan membuat suatu gerak parabola,
bukan gerak horizontal yang kemudian berubah menjadi gerak vertical. Ia
menerima pandangan bahwa matahari adalah pusat jagad raya. Dengan teleskopnya,
ia mengamati jagad raya dan menemukan bahwa bintang Bimasakti terdiri dari
bintang-bintang yang banyak sekali jumlahnya dan masing-masing berdiri sendiri.
Selain itu, ia juga berhasil mengamati bentuk Venus dan menemukan beberapa
satelit Jupiter.
3)
Francis Bacon (1561-1626)
Francis Bacon
adalah seorang filosof dan plitikus Inggris. Ia belajar di Cambridge University
dan kemudian menduduki jabatan penting dipemerintahan serta pernah terpilih
menjadi anggota parlemen. Ia adalah pendukung penggunaan Scientific
Methods, ia berpendapat bahwa pengakuan tentang pengetahuan pada zaman
dahulu kebanyakan salah, tetapi ia percaya bahwa orang dapat mengungkapkan
kebenaran dengan Inductive Methods, tetapi lebih dahulu harus
membersihkan pikiran dari prasangka yang ia namakan idols (arca). Bacon
telah memberi kita pernyataan yang klasik tentang kesalahan-kesalahan berpikir
dalam Idols of the Mind. (ahmad tafsir, 1990:162).
C. Latar
Belakang Lahirnya Humanisme dan Renaissance
Humanisme dan renaissance adalah dua gerakan yang tidak bisa dipisahkan,
dan mempunyai keterkaitan yang erat. Humanisme bertujuan untuk menggebrak
kebekuan gereja yang memasung kebebasan, kretifitas dan nalar manusia,
sedangkan renaissance adalah pendobrakan manusia untuk setia dan konstan dengan
jati dirinya, dengan kata lain manusia mulai memiliki kesadaran-kesadran baru
yang mengedepankan nilai dan keluhuran manusia.
Demikian
beberapa uraian tentang sejarah kelahiran filsafat secara umum. Dengan adanya
ragam variasi model pemikiran filsafat tersebut di maksudkan akan menciptakan
suasana pikir generasi mendatang untuk lebih kritis. Terpacu dan terinspirasi
untuk mengimplementasikan pemikiran filsafatyang kontekstual dengan perubahan
zaman dimana ia tinggal. Karena hakikatnya berfikir secara mendalam sampai
hakikat, atau berpikir secara global, menyeluruh, atau berpikir yang dilihat
dari berbagai sudut pandang ilmu pengetahuan. Berfikir yang demikian ini sebagai
upaya untuk dapat berpikir secara tepat dan benar serta dapat dipertanggung
jawabkan.Dengan memahami konsep yang mendasari sejarah kelahiran masing-masing
pemikiran filsafat, diharapkan dapat menjadikannya sebagai pandangan hidup,
sebagai penjelmaan manusia secara total dan sentral sesuai dengan hakikat
manusia sebagai makhluk modoalisme (manusia secara kodrat terdiri dari jiwa dan
raga).
BAB III
PENUTUP
Kesimpulan
Kesimpulan yang dapat
ditarik dari uraian di atas adalah sebagai berikut:
1.
Humanisme adalah martabat dan nilai dari setiap manusia, dan semua
upaya untuk menimgkatkan kemampuan-kemampuan alamiahnya secara penuh.
2.
Gerakan humanisme adalah gerakan yang merupakan manifestasi dari perlawanan
dan protes para cendekiawan Italia terhadap pemerintahan dictatorial para elit
gereja, yang memasung kebebasan, kreatifitas dan nalar manusia.
3.
Kemunculan humanisme adalah untuk mengembalikan semangat dan kebebasan
manusia dalam berkreasi seperti yang pernah terjadi pada masa Yunani dan Rumawi
kuno
4.
Renaissance adalah lahirnya kembali orang Eropa untuk mempelajari
ilmu pengetahuan Yunani dan Rumawi kuno yang ilmiah. Sebelum renaissance bangsa
Eropa mengalami jaman kegelapan. Dalam jaman ini, gereja berkuasa mutlak,
ajaran gereja menjadi sesuatu yang tidak boleh dibantah. Dalam perkembangannya
mulai muncul gerakan yang mencoba melepaskan dari ikatan tersebut, yang disebut
gerakan renaissance. Dalam jaman itu pula, pemikiran-pemikiran ilmiah tenggelam
oleh dogma-dogma gereja.
5.
Gerakan renaissance adalah merupakan masa peralihan dari filsafat
skolastik abad pertengahan dengan filsafat modern.Yang melatar belakangi
lahirnya renaissance adalah adanya penindasan gereja, juga adanya perang salib,
yang memberi peluang kepada ilmuan, seniman, kaum humanis untuk mendobrak
tradisi lama dan mengembalikan kejayaan eropa pada jaman Romawi dan Yunani
kuno.
DAFTAR PUSTAKA
Achmadi, Asmoro. Filsafat Umum. Cet. V;
Jakarta: PT Raja Grafindo Persada, 2003.
Imron, S.Ag.,M.A. Filsafat Umum.
Palembang: Noer Fikri, 2013.
Mustansyir, Rizal dan Misnal Munir.
Filsafat Ilmu. Cet.VII. Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 2008.
Q-Anees Bambang, A. Hambali. Filsafat Umum.
Jakarta: Prenada Media, 2003.